Hakekat Manajemen Dalam Pendidikan Islam
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan berkeluarga, berorganisasi, bermasyarakat,
dan bernegara, manajemen merupakan upaya yang sangat penting untuk mencapai
tujuan bersana. Pendidikan yang salah satu faktor penting dalam kehidupan
manusia sudah semestinya mendapat perhatian penting dalam hal manajemennya.
Pendidikan yang baik merupakan tolok ukur bagi sebuah bangsa tau negara dalam
hal kemajuan yang dicapai tidak terkecuali dalam Islam.[2]
Pendidikan dalam Islam sudah semestinya
dikelola dan di manage dengan sebaik-baiknya. Manajemen pendidikan Islam
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan umat dari
keterbelakangan baik secara moral, materi, dan spiritual.[3]
Dalam Islam, manajemen adalah hal yang sangat penting. Hal ini tampak dalam
ungkapan bijak’ “sesuatu yang haq yang tidak di organisir terkadang dikalahkan
oleh sesuatu yang batil yang terorganisir”.
1. Apa pengertian manajemen ?
2. Apa yang dimaksud manajemen
Pendidikan Islam ?
3. Apa dasar dan tujuan
manajemen Pendidikan Islam ?
4. Bagaimana hakekat manajemen
dalam pendidikan Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen, terjemahnya dalam bahasa
Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Berbagai istilah yang
dipergunakan, seperti ketatalaksaan, manajemen, dan manajemen pengurusan. Dalam
Encylopedia of The Social dikatakan bahwa manajemen sebagai suatu proses
mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya Haimann mengatakan bahwa manajemen
adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi
usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan bersama. Akhirnya, George R. Terry
mengatakan bahwa manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih
dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain.
Menurut ketiga definisi diatas, maka akan
segera tampak bahwa tiga pokok penting dalam definisi-definisi tersebut, yaitu pertama
adanya tujuan yang ingin dicapai; kedua tujuan dicapai dengan
mempergunakan kegiatan orang lain; ketiga, kegiatan-kegiatan orang lain
itu harus dibimbing dan diawasi.[4]
B. Pengertian Manajemen Dalam
Pendidikan Islam
Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris dari
kata kerja “to manage” yang sinonimnya antara lain; “to hand’
berarti mengurus, “to control” berarti memeriksa, “to guide”
berarti memimpin. Dalam kamus istilah populer, kata manajemen mempunyai arti
pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, penggunaan sumber daya secara
efektif untuk mencapai sasaran yang di inginkan direksi.[5]
Menurut Abduh, tujuan pendidikan dalam
Al-Qur’an adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya guna membangun dunia
ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh Allah. Keberhasilan pelaksanaan
penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan tujuan tergantung pada proses
manajerial yang terdapat di dalamnya.[6]
Manajemen sebagai suatu disiplin ilmu pertama
kali diperkenalkan oleh Frederick W. Taylor dengan bukunya The Principle of
Scientific Management (1914) dan
Henry Fayol dalam General dan Industral Management (1945). Namun jauh
sebelumnya keduanya, ajaran-ajaran Al-qur’an dan Hadits telah lebih dulu
menjelaskan pokok-pokok dan prinsip-prinsip manajemen yang jika diperbandingkan
dengan teori-teori manajemen para ahli masa kini tidaklah kurang bobotnya,
karena ajaran itu juga merupakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar manajemen
sekalipun dengan istilah lain. Sebagai contoh dapat dikemukakan Al-Qur’an:
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ
السَّمْعَ وَالبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ
أُوْلئِكَ كاَنَ عَنْهُ مَسْئُوْلاً.[7]
Artinya:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
ditanya (diminta pertanggung jawabnya)”.
Dan hadits Nabi
Muhammad SAW:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّ رَاعٍ مَسْؤُوْلٌ عَنْ
رَعِيَّتهِِ (رواه البخارى ومسلم وأحمد والترمذي عن ابن عمر)
Artinya
: “Setiap diri kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya (diminta
pertanggung jawaban) atas kepemimpinannya”. (HR. Bukhari. Muslim, Ahmad dan
Tirmidzi dari Ibnu Umar).
Ayat
dan hadis di atas menjelaskan tentang sikap bertanggung jawab yang harus
dimiliki oleh setiap manusia. Sikap ini merupakan salah satu modal penting bagi
seseorang dalam mencapai suatu kesuksesan, baik secara individu maupun kelompok
atau organisasi. Begitu pula George Terry mendefinisikan manajemen sebagai
“suatu tindakan atau perbuatan seseorang yang berhak menyuruh orang lain
mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab (responsibility) tetap di tangan
yang memerintah”.[8]
Sedangkan manajemen pendidikan adalah aktifitas
memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan yang telah di tentukan. Manajemen pendidikan merupakan suatu sisem
pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan,
peserta didik, masyarakat, kurikulum, dana, sarana dan prasarana pendidikan,
tata laksana, dan lingkungan. Pendapat yang lain manajemen pendidikan di
rumuskan sebagai mobilisasi segala sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.[9]
Sedangkan manajemen pendidikan Islam menurut
Sulistyorini adalah suatu proses penataan atau pengelolaan lembaga pendidikan
Islam yang melibatkan sumber daya manusia muslim dan manusia dalam
menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan
efisien. Senada sebagaimana pengertian di atas, Muhaimin mengatakan bahwa
manajemen pendidikan Islam adalah bagaimana menggunakan dan mengelola sumber daya
pendidikan Islam secara efektif untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan,
dan kualitas proses dan hasil pendidika Islam itu sendiri.[10]
C. Dasar dan Tujuan Manajemen
Dalam Pendidikan Islam
Banyak ayat-ayat Al Qur’an yang bisa menjadi
dasar adanya manajemen dalam Islam. Ayat-ayat tersebut bisa di pahami setelah
diadakan penelaan secara mendalam. Diantara ayat-ayat Al Qur’an yang dapat
dijadikan dasar manejemen pendidikan Islam adalah sebagai berikut
وَمَا كاَنَ المؤُمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كآفَةً
فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَــآئِفَةٌ لِّيــَــتَفَقَّهُوْا
فىِ الدَّيْن وَليُنذِروا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهَمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ.[11]
Artinya : Dan tidak
sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (kemedan perang). Mengapa
sebagian di setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam
pengetahuan agama mereka untuk memeberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembalai, agar mereka dapat menjaga dirinya.[12]
وَلْيَحْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ
ذُرِيَّةً ضِعَافًا خَافُوْا عَلَيْهِمْ فَلْيَــــــتَّقُوا الله وَلْيَقُوْلُوا
قَوْلاً سَدِيْداً.[13]
Artinya : ” Dan hendaklah
takut kepada Allah orang – orang yang apabila mereka meninggalkan dibelakang
keturunan yang lemah yang mereka hawatir akan nasib mereka’. Oleh karena itu
hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengatakan
perkataan yang benar”
Ayat-ayat Al Qur’an, hadits serta atsar di atas
apabila di telaah secara teliti dan mendalam menunjukkan adanya nilai-nilai
manajemen dalam Islam. Manajemen dalam Islam sangat diperlukan apalagi dalam
aspek pendidikanya.
Pendidikan Islam yang di manage secara baik dan
teratur sudah barang tentu akan menghasilakan hasil yang memuaskan. Sebaliknya
pendidikan yang tidak di manage secara baik sudah barang tentu akan
menghasilkan barang yang tidak menentu pula.
Adapun tujuan manajemen dalam pendidikan Islam
tentu tidak lepas dari tujuan pendidikan Islam. Menurut H. Athiyah Al-Abrasyi
sebagaimana yang telah di kutip oleh Oemar Muhammad At-Thoumy al-Syabani
mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah.[14]
1. Pembentukan akhlak yang
mulia.
2. Persiapan untuk kehidupan
dunia dan akhirat.
3. Menumbuhkan ruh ilmiah pada
pelajaran.
4. Menyiapkan pelajar yang
profesioanal disamping memelihara kerohanian dan keagamaan.
5. Mempersiapkan anak didik
untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan sesuai dengan tujuan
pendidikan Islam di atas.
Sesuai dengan tujuan pendidikan Islam di atas
dengan berpijak pada pengertian manajemen maka tujuan manajemen dalam
pendidikan Islam adalah meningkatkan produktifits pencapaian hasil yang
maksimal dalam pendidikan Islam dalam berbagai aspek, jasmai, rohani, dunia,
dan akhirat.
D. Hakekat Manajemen dalam
Pendidikan Islam
Ramayulis menyatakan bahwa hakikat manajemen
adalah al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara
(mengatur) yang banyak terdapat dalam al-Qur’an seperti firman Allah:
يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ
إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ[15].
Artinya: “Dia mengatur urusan
dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang
kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”.
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah swt. Adalah
pengatur (manager) alam. Keteraturan alam raya ini merupakan bukti
kebesaran Allah dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia telah dijadikan
khalifah di bumi (Qs. Fathir: 39), maka dia harus mengatur dan me-manage
bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah telah mengatur alam raya.
Manajerial setiap manusia, baik dalam konsep secara umum, yakni menjadi
khalifah di bumi sebagaimana ayat diatas, maupun dalam konsep khusus, yaitu
mengelola organisasi, semua pada akhirnya harus dipertanggung jawabkan di
hadapan Allah swt maupun terhadap sesame manusia.
Rosululloh saw. Bersabda:
عن معقل بن يسار رضي الله عنه قال: سمعت رسول
الله صلى الله عليه وسلم يقول: ((مَا مِنْ عَبدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللهُ رَعِيَّةً،
يمَـُـوْتُ يَوْمَ يَمـُـوْتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ
الجَنَّةَ))
Artinya: “Barangsiapa seorang
hamba yang dimintai pertanggung jawaban Allah atas kepemimpinannya ketika dia
mati di hari kematiannya sedangkan dia seorang pendusta dalam kepemimpinannya,
maka Allah mengharamkan dirinya dari surga”. (HR. Muslim).
Keberhasilan proses pendidikan bergantung juga
pada pola manajemen lembaga pendidikan, sebagaimana dijelaskan Muhammad Abduh
di atas. Meskipun dewasa ini lembaga-lembaga pendidikan Islam sudah mulai
mengembangkan kualitas pendidikannya, terutama dalam hal manajemen, akan tetap
diakui bahwa upaya tersebut masih berupa peniruan dengan tambal sulam atau
dengan kata lain mengadopsi model yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
pendidikan umum. Artinya perasaan harga diri bahwa apa yang bisa dilakukan oleh
lembaga-lembaga pendidikan umum dapat juga dilakukan oleh lembaga-lembaga
pendidikan Islam.[16]
E. Unsur-unsur Pendukung Manajemen dalam
Pendidikan Islam
Unsur-unsur manajemen pendidikan Islam
merupakan fungsi manajemen. Dimana ketika unsur-unsur yang ada tidak dijalankan
maka optimalisasi hasil tidak akan tercapai. Adapun unsur pendukung manajemn
pendidikan Islam yaitu :
1. Planning ( Perencanaan)
Planning adalah suatu proses pemikiran, baik
secara garis besar maupun secara mendetail. pikir dilakukan untuk menghindari
kerugian atau kegagalan.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Adalah penyusunan dan pengaturan bagian-bagian
hingga menjadi suatu kesatuan. Organizing diperlukan dalam pendidikan Islam
dalam rangka menyatukan visi misi sehingga tujuan bisa tercapai. Berkaitan
dengan hal ini ada ungkapan ahli bijak yaitu ; ”Kebenaran yang tidak di
organisir pasti akan dikalahkan oleh sesuatu yang bathil yang di organisir “
3. Actuating (Tindakan)
Actuating pada hakikatnya adalah menggerakkan
orang-orang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
Actuating merupakan aplikasi atau pelaksanaan dari planing yang telah di susun
dan direncanakan.
4. Controlling (Pengawasan)
Pengawasan merupakan penentu terhadap apa yang
harus dilaksanakan sekaligus menilai dan memeperbaiki sehingga pelaksanaan
program sesuai dengan apa yang direncanakan oleh pendidikan Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah diatas dapat diambil
kesimpulan :
1. Manajemen pendidikan Islam
adalah suatu proses penataan atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang
melibatkan sumberdaya manusia muslim dan non manusia demi menggerakkannya untuk
mencapai pendidian Islam secara efektif dan efisien.
2. Dasar manajemen dalam
pendidikan Islam terhadap alam suarat at-Taubah; 122, An-nisa’; 9 serta
hadits-hadits dan atsar yang diriwayatkan oleh para sahabat.
3. Tujuan manajemen dalam
pendidikan Islam adalah untui meningkatkan produktivitas pencapaian hasil
maksimal dalam pendidikan dalam berbagai aspek , jasmani, rohani, dunia,
akhirat.
4. Hakikat manajemen adalah
al-tadbir (pengaturan), derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang
tertera dalam Al-Qur’an Surat As-Sajdah; 5.
5. Unsur-unsur pendukung
manajemen dalam pendidikan Islam meliputi planning, organisizing, actuating,
dan controlling.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
dan terjemahnya. Surabaya: PT.Mahkota.
A.
Partanto ,Pius. M. Dahlan Al Barry. 1994. Kamus ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.
Al-Syaibany,
Oemar Muhammad at-Toumy. 1979. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.
Astutik
,Puji. 2007. Makalah Pemikiran Filosofis Tentang manajemen Pendidikan Islam.
H.D
Sudjana. 2004. Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.
Khaer, Miftahul. 2012. Konsep Manajemen Pendidikan
Islam Perspektif Al-Qur’an dan Hadist Kutub At-Tis’ah serta Relevansinya Dengan
Teori Manajemen Pendidikan Modern. Tesis pada Program Pascasarjana IAIN
Syekh Nurjati Cirebon.
Moehtar,
Effendi. 1996. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam.
Jakarta: Bhatara.
Muhaimin.
2003. Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam. Bandung: Nuansa Baru.
Mulyasa,
E. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT.Rosdakarya.
Sahran.
2006. Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh Sebagai Strategi Modernisasi.
Makalah dipresentasikan di Fakultas IAIN Mataram.
Sulistyorini.
2005. Manajemen Pendidikan Islam
(diktat). STAIN Tulungagung.
Terry ,
George R. 1956. Principles of
Management.New York: Irwin.
Umam,Cholil.
2004. Kamus Al-Qur’an Lengkap. Bandung: Citra Umbara.
[1] Makalah
disampaikan untuk memenuhi tugas dalam Materi Filsafat Pendidikan Islam
yang diampu oleh Dr. Miftahul Ulum, M.A
[2] Sudjana,H.D, Manajemen
Program Pendidikan, (Bandung: Falah Production, 2004), hlm.2
[3] Sulistyorini, Manajemen
Pendidikan Islam (diktat), STAIN Tulungagung, 2005, hlm. 4
[4] Ahmad Shahib, Arti
Sarana dan Fungsi Manajemen, …..
[5] Pius A
Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus ilmiah Populer, (Surabaya;
Arkola,1994), hlm. 434
[6] Sahran, Pemikiran
Pendidikan Muhammad Abduh Sebagai Strategi Modernisasi, makalah
dipresentasikan di Fakultas IAIN Mataram, 2006.
[7] QS. Al-isra’:
36
[8] George R.
Terry, Principles of Management, (New York: Irwin, 1956), hlm. 6
[9] Puji Astutik, Makalah
Pemikiran Filosofis Tentang manajemen Pendidikan Islam, 2007, hlm. 2
[10] Muhaimin, Arah
Baru Pengembangan Pendidikan Islam, (Bandung,: Nuansa Baru, 2003), hlm. 312-313
[12] Al-Quran dan
terjemahnya, (Surabaya: Mahkota), hlm. 101
[14] Oemar Muhammad
at-Toumy al-Syabany, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta, Bulan
Bintang,1979), hlm. 399
[15] QS. As-Sajdah:
5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar